Kamis, 13 Desember 2012

Perawatan Luka Untuk Osteomyelitis

Dalam melakukan perawatan luka, yang pertama yang harus kita ingat adalah menjaga kelembaban luka... Menurut dokter yang menangani aku, salah satu penyebab tulangku menjadi deadbone karena cara perawatan yang salah. Saat itu aku masih mengikuti paradigma lama yaitu merawat luka agar selalu kering ...

Mengapa harus dirawat lembab ?

Ternyata ada beberapa keuntungan prinsip lembab dalam perawatan luka, diantaranya

  • Mencegah luka menjadi kering dan keras
  • Meningkatkan laju epitalisasi
  • Meningkatkan pembentukkan jaringan dermis
  • Mengontrol inflamasi dan memberikan tampilan yang lebih kosmetis
  • Mempercepat proses autolysis debridement
  • Menurunkan nyeri
Ada 2 cara yang perna aku gunakan untuk menciptakan kondisi lembab pada luka, yaitu :

  • Kasa yang dibasahi, cara ini sangat konvensional dan terkenal yaitu kasa yang dilembabkan dengan NaCl, ini bisa menciptakan suasana lembab tapi tidak dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Untuk itu kasa dapat di oleskan dengan madu untuk mempertahankan kelembaban dalam waktu yang cukup lama.

  • Dengan menggunakan Foam dressing, Foam memiliki kapasitas yang tinggi untuk mengabsorbsi eksudat. Foam juga mampu menyerap kelebihan kelembaban sehingga mengurangi resiko maserasi, selain itu juga tidak menimbulkan nyeri dan trauma pada jaringan luka saat penggantian.





Berikut ini cara merawat luka yang bisa kita lakukan di rumah :
Siapkan alat dan bahan :
  • NaCl 0,9%
  • Gunting verban (gunting tidak steril)
  • Plester
  • Sarung tangan steril / cairan cuci tangan antiseptik
  • Kasa steril
  • Nabacetin (antibioti bubuk) / Obat luka lainnya
Prosedur Kerja
  • Cuci tangan
  • Gunakan sarung tangan steril / basuh tangan dengan cairan cuci tangan antiseptik
  • Bersihkan luka dengan cairan NaCl
  • Taburkan bubuk nebacetin kedalam luka / dapat dengan obat lain
  • Basahi kasa balutan pertama dengan cairan NaCl, lalu tutup lukanya
  • Balut luka dengan kasa kering lalu di plester
  • Cuci tangan

Semoga info ini dapat bermanfaat...

 



Apakah Infeksi Tulang (Osteomyelitis) ?

finisi Osteomyelitis

Osteomyelitis adalah infeksi pada tulang dan sumsum tulang yang dapat disebabkan oleh bakteri atau virus yang disebarkan melalui darah. Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan dari pada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respon jaringan terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum (pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan tulang mati).

Osteomyelitis dibagi menjadi kategori akut & kronis, pembagian waktu antara antara kategori satu dengan yag lainnya yaitu infeksi dengan durasi sampai 3 bulan termasuk dalam kategori akut dan yang lebih dari 3 bulan termasuk dalam kategori kronis.

Osteomyelitis masih merupakan permasalahan di negara Indonesia karena :
  1. Tingkat hygienis yang masih rendah & pengertian mengenai pengobatan yang belum baik
  2. Diagnosa yang sering terlambat sehingga biasanya berakhir dengan osteomyelitis kronis
  3. Fasilitas diagnostik yang belum memadai di beberapa Rumah Sakit
  4. Pengobatan Osteomyelitis memerlukan waktu yang cukup lama dan biaya yang tinggi
  5. Banyaknya penderitan dengan fraktur terbuka yang datang terlambat dan biasanya datang dengan komplikasi osteomyelitis


Penyebab Osteomyelitis
  • Luka yang terbuka diatas tulang dapat menjurus pada osteomyelitis. Patah tulang yang terbuka dimana tulang menusuk melalui kulit juga adalah penyebab yang berpotensi.
  • Operasi atau suntikan baru-baru ini sekitar tulang dapat juga memaparkan tulang pada bakteri-bakteri dan menjurus pada osteomyelitis.
  • Pasien-pasien dengan kondisi-kondisi atau mengkonsumsi obat-obat yang memperlemah sistim imun mereka berada pada risiko yang lebih tinggi mengembangkan osteomyelitis. 
  • Bakteri Stafilococcus aureus merupakan penyebab utama  Osteomyelitis kronis pada operasi-operasi orthopedi yang menggunakan implant.

Gejala-gejala Osteomyelitis
Penderita biasa mengeluhkan adanya cairan yang keluar dari luka setelah operasi, kelainan kadang-kadang disertai dengan demam & nyeri disekitar luka yang hilang dan timbul didaerah anggota  gerak tertentu. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya pembengkakkan, rongga/lubang dan penonjolan kulit, mungkin dapat ditemukan jaringan mati yang menonjol keluar melalui kulit & biasanya terdapat riwayat fraktur terbuka.

Pemeriksaan Penunjang
  1. Pemeriksaan darah
    Sel darah putih meningkat sampai 30.000 L gr/dl disertai peningkatan laju endapan darah.
  2. Pemeriksaan titer antibodi – anti staphylococcus
    Pemeriksaan kultur darah untuk menentukan bakteri (50% positif) dan diikuti dengan uji sensitivitas.
  3. Pemeriksaan feses
    Pemeriksaan feses untuk kultur dilakukan apabila terdapat kecurigaan infeksi oleh bakteri Salmonella.
  4. Pemeriksaan Biopsi tulang.
  5. Pemeriksaan Radiologi                                       
Penanganan Osteomyelitis
  1. Osteomyelitis kronis tidak dapat di obati dengan antibiotik semata-mata, pemberian antibiotik di tujukkan untuk mencegah terjadinya penyebaran infeksi pada tulang sehat lainnya.
  2. Pemeriksaan lab kultur pus dapat membantu memandu pilihan dari antibiotik yang terbaik dan mempercepat perawatan. Terapi antibiotik akan diberikan secara bertahap, untuk antibiotik injeksi biasanya diberikan selama 2 minggu berturut-turut, setelah itu akan dilanjutkan dengan pemberian antibiotik oral selama 2 - 3 bulan.
  3. Adakalanya, operasi mungkin diperlukan. Jika ada area dari bakteri yang dilokalisir (nanah), ini mungkin perlu dibuka, dibersihkan, dan dialirkan. Jika ada jaringan lunak atau tulang yang rusak, ini mungkin perlu dikeluarkan. Jika tulang perlu dikeluarkan, ia mungkin perlu diganti dengan cangkokan tulang atau distabilkan selama operasi.

Rabu, 12 Desember 2012

Operasi Skin Graft (Cangkok kulit)

Pasca terapi antibiotik selama 2 bulan, infeksiku berangsur-angsur mulai ada perkembangan sehingga oleh dokter di rencanakan operasi skin graft untuk menutupi tulang yang sudah lama terpapar di luar, tapi dengan persentase keberhasilan 50-50,, 
Dengan menggandeng dokter bedah plastik akhirnya operasi nekat dilakukan, operasi berlangsung sekitar 2 jam...


Setelah 1 hari pasca operasi apa yang ditakutkan akhirnya menimbulkan gejala, aku demam selama beberapa hari... dokter segera melakukan pemeriksaan lab kultur pus lagi,, hasilnya keluar dan yang sensitif adalah Meropenem inj (jenis antibiotik yang tingkat sensitivnya paling tinggi) dan di suntikkan selama 2 minggu berturut-turut, tapi luka bekas operasi masih juga tak kunjung mengering...

3 minggu di RS akhirnya di perbolehkan pulang, rawat luka masih terus berlanjut sampai sekarang karena cairan masih keluar tak pernah berhenti... 
Tapi semangat tak pernah putus, artikel tentang osteomylitis selalu jadi tempat favoritku nongkrong di google.. 

Hasil kontrol terakhir bulan Oktober, aku sudah di perbolehkan menapak 50% dari berat badan karena hasil rontgen sudah menunjukkan tanda-tanda ke arah yang lebih baik...



Ke RS. Orthopedic Solo

Mulai ada rasa kecewa kepada dokter yang menangani aku,, karena aku melihat dia tidak punya solusi apa-apa untuk mengatasi infeksiku, hanya selalu mengatakan sabar, sabar & sabar... sampai kontrol pada bulan ke 5 beliau mengatakan kalau tulangku sudah mengalami deadbone (kematian jaringan tulang) karena Osteomyelitis (Infeksi Tulang), tulang sudah tidak berwarna putih lagi, sudah berwarna kekuning-kuningan dan keropos...


Akhirnya aku inisiatif mencari second opini dari dokter lain.. 
Saat dokter ini melihat lukaku aku langsung anjurkan untuk rujuk ke RS. Wahidin Makassar... 
Saat itu aku langsung shock, tidak menyangka sama sekali kalau akan di rujuk ke luar daerah... Setelah berembuk dengan keluarga akhirnya di putuskan untuk ke RS. Orthopedic Solo, karena sekalian datang menjenguk mertua yang sudah lama tidak bertemu..
3 hari kemudian langsung berangkat dengan pesawat, pengalaman yang tak terlupakan selama dalam perjalanan karena harus berkompromi dengan kaki yang masih sakit...

Sampai di RSO, langsung dilakukan foto rontgen dan pemeriksaan lab kultur pus, puji Tuhan hasilnya kultur lumayan sudah ada 1 antibiotik oral yang sensitif yaitu chloramfenicol...  tapi hasil rontgennya masih bikin dokternya geleng-geleng,,,


Akhirnya dilakukan terapi antibiotik selama 2 bulan,,  Chloramfenicol 250 dengan dosis 2x3,    itu harus di minum rutin jangan sampai kelupaan karena kalau sekali lupa maka terapinya gagal dan harus di ulang dari awal lagi...


>> Selanjutnya Operasi Skin graft (Cangkok kulit)

Akhirnya infeksi

Kegembiraan karena bisa pulang ke rumah lagi ternyata hanya beberapa hari saja...
Selama dirumah aku sendiri yang harus mengganti verban, itu aku lakukan 2 hari sekali, selama mengganti verban aku merasa ada yang aneh dengan jahitan yang ada disekitar patahan tulang, bukannya jadi kering tapi tiap hari makin kelihatan basah, darah kotor masih saja keluar dari bekas tempat drain....
Akhirnya setelah cukup 2 minggu berada di rumah aku pergi kontrol, dokter kaget karena kakiku bengkak dan ketika di pencet mengeluarkan darah yang sudah bercampur dengan nanah, malam itu juga aku langsung di bawa ke RS untuk di lakukan rawat inap lagi,, hadewww.....
Selama di RS dilakukan pemeriksaan lab kultur pus, hasilnya keluar setelah seminggu kemudian...
Selama menunggu hasil kultur tersebut, verbanku selalu diganti 2 kali sehari, setiap hari tulang yang patah di injeksi dengan antibiotik gentamicin, hm sakitnya luar biasa pemirsaa...... selain injeksi juga di guyur dengan cairan antibiotik Infus Metronidazol melalui vena 2 kali sehari,,,

 

Luka semakin besar saja selama di RS, apalagi dari hasil tes lab kultur pus tidak ada satupun antibiotik yang terdaftar sensitiv dengan jenis bakteri penyebab infeksiku (resistant antibiotik),,, saat itu dokterpun bingung, kasus paling rumit yang pernah beliau temui katanya. Akhirnya yang bisa dilakukan hanya dengan merawat luka saja, antibiotik di hentikkan karena percuma, toh antibiotiknya tidak berpengaruh juga...
Setelah rawat inap selama 2 minggu akhirnya aku di perbolehkan pulang tanpa hasil yang memuaskan...

Selama di rumah, aku di bantu oleh perawat untuk membantuku merawat luka karena aku sendiri sudah tidak berani melihat lukaku yang terbuka apalagi dengan kondisi tulang yang sudah terlihat, oh my God....




>> Selanjutnya dirujuk ke RS. Orthopedic Solo

Operasi Pasang Pen

3 minggu kemudian...
Akhirnya di putuskan untuk tindakan operasi pemasangan pen dengan rencana awal akan dipasang pen sebanyak 5 buah, meliputi tibia (tulang kering) 3 pen & fibula (tulang betis) 2 pen...
Tapi setelah di pertimbangkan lagi akhirnya tulang fibula akan dibiarkan saja karena mengingat proses pemasangan 3 pen di tibia sudah memakan waktu lama, selain itu fungsi fibula hanya sekitar 20% sebagai penopang berat badan...


*Rontgen ke dua
Proses operasi berlangsung dari jam 9 pagi - 14.00,,,  Rasanya lega, karena operasinya berjalan dengan lancar,,
Menjalani perawatan selama 3 minggu karena sambil memulihkan trauma kepala, transfusi darah total 10 kantong dan akhirnya pulanggggg..... senangnya bisa merasakan kasur empuk di rumahku lagi.


>> selanjutnya terjadi infeksi ...

The incident


Kejadian itu 16 Januari 2012, sekitar pukul 16.00....
Entah bagaimana kronologisnya yang aku tahu saat itu aku sudah berada di ruang IGD,  kejadiannya sangat cepat sekali sampai aku tidak mengetahui dimana lokasi kecelakaan itu karena  aku boncengan dengan temanku dan lagi asyik smsan...  
Kesadaranku benar-benar menurun, saat ditanya dokter apa saja yang sakit aku hanya bilang kalau aku tidak merasakan sakit apa-apa ... 
Setelah di ruang perawatan aku baru diberitahukan kalau aku mengalami multi fraktur tibia fibula dan tulang panggul plus trauma dikepala, di ruang perawatan aku baru merasakan sakit yang luar biasa, tidak bisa tidur, hanya satu yang ingin aku mau saat itu yaitu masuk ruang operasi dan di berikan obat bius sebanyak-banyaknya...


*Rontgen pertama saat kejadian

Besok harinya langsung masuk ruang operasi tapi belum di lakukan pemasangan pen, yang dilakukan adalah tindakan debridement (pembersihan luka) karena fraktur terbuka,,,


>> Selanjutnya proses pemasangan pen