Setelah mengantongi izin untuk buka pen, saya melakukan tes kultur lagi untuk menunjang operasi nanti...
Taraattt... hasil kultur keluar ternyata tidak ada yang Sensitif semua antibiotik Resisten terhadap bakteri yang bersemayam di kakiku, hiks..
Percakapan dengan dokter kembali terjadi :
Me : "Bagaimana, dok ?"
Dokter : "Mungkin kita harus menunda tindakan oprasi sampai ada antibiotik yang sensitif, karena ini sangat beresiko, ibarat membiarkan ular berbisa menggigit kita tapi tidak menyiapkan penawar racunnya.."
Me : "Tapi menunggu sampai kapan ? saya tidak mau menunggu tulangku rusak karna di gerogoti bakteri sialan itu "
Dokter : "Ok, tapi ada beberapa rencana awal yang terpaksa kita batalkan dengan pertimbangan gagal 90% yaitu bonegraft, saya akan meminimalisir luka robek jadi saya hanya akan membuat luka di sekitar keberadaan screwnya aja.."
Me : "Lakukan aja yang terbaik, dok"
............................................................................................................................
Singkat cerita saya masuk ruang operasi dengan penuh keyakinan bahwa Tuhan pasti akan tolong saya, jika Tuhan sudah menuntun saya masuk sampai di tahap ini maka Dia juga pasti akan menuntun saya keluar dari masa sulit ini,,, selama menunggu giliran operasi tak henti-hentinya saya berdoa, tak henti-henti pula sang dokter berbisik bahwa "kita mengoperasi ini dengan keadaan tidak ada antibiotik yang sensitif, waduhhh... bibir makin komat-kamit jadinya, stresss..
Masuk ruang operasi pukul 10.30, keluar pukul 13.30... kata dokter tulangku ada beberapa yang rapuh, jaringan kulit juga banyak yang mati, tapi beliau sempat melakukan pengerokkan / kuretase tulang yang mati..
Luka bedahnya pun tidak sepanjang waktu operasi pertama.. Antibiotik yang di berikan Fosfomicin, karena antibiotik itu di anggap perna Resisten dengan bakteri ini pada saat kultur bulan Januari lalu..
Kakiku di gips selama 2 minggu biar tulang yang masih ada celahnya tidak bergeser,,
Saya di rawat selama 1 minggu padahal perkiraan sebelumnya adalah 2 minggu karena harus melakukan terapi antibiotik injeksi.. Saya tidak tahu kenapa saya di pulangkan secepat itu padahal baru diganti verban 2 kali & luka masih basah... hanya pesan dokter, kemungkinan basah masih ada karena ada proses pengeluaran tubuh terhadap jaringan-jaringan mati...
Masih deg-degan dengan perkembangan kakiku selanjutnya, semoga saja ini yang terakhir saya berurusan dengan ruang operasi,,, Amiinnn...
Semangaattt !!!
Taraattt... hasil kultur keluar ternyata tidak ada yang Sensitif semua antibiotik Resisten terhadap bakteri yang bersemayam di kakiku, hiks..
Percakapan dengan dokter kembali terjadi :
Me : "Bagaimana, dok ?"
Dokter : "Mungkin kita harus menunda tindakan oprasi sampai ada antibiotik yang sensitif, karena ini sangat beresiko, ibarat membiarkan ular berbisa menggigit kita tapi tidak menyiapkan penawar racunnya.."
Me : "Tapi menunggu sampai kapan ? saya tidak mau menunggu tulangku rusak karna di gerogoti bakteri sialan itu "
Dokter : "Ok, tapi ada beberapa rencana awal yang terpaksa kita batalkan dengan pertimbangan gagal 90% yaitu bonegraft, saya akan meminimalisir luka robek jadi saya hanya akan membuat luka di sekitar keberadaan screwnya aja.."
Me : "Lakukan aja yang terbaik, dok"
............................................................................................................................
Singkat cerita saya masuk ruang operasi dengan penuh keyakinan bahwa Tuhan pasti akan tolong saya, jika Tuhan sudah menuntun saya masuk sampai di tahap ini maka Dia juga pasti akan menuntun saya keluar dari masa sulit ini,,, selama menunggu giliran operasi tak henti-hentinya saya berdoa, tak henti-henti pula sang dokter berbisik bahwa "kita mengoperasi ini dengan keadaan tidak ada antibiotik yang sensitif, waduhhh... bibir makin komat-kamit jadinya, stresss..
Masuk ruang operasi pukul 10.30, keluar pukul 13.30... kata dokter tulangku ada beberapa yang rapuh, jaringan kulit juga banyak yang mati, tapi beliau sempat melakukan pengerokkan / kuretase tulang yang mati..
Luka bedahnya pun tidak sepanjang waktu operasi pertama.. Antibiotik yang di berikan Fosfomicin, karena antibiotik itu di anggap perna Resisten dengan bakteri ini pada saat kultur bulan Januari lalu..
Saya di rawat selama 1 minggu padahal perkiraan sebelumnya adalah 2 minggu karena harus melakukan terapi antibiotik injeksi.. Saya tidak tahu kenapa saya di pulangkan secepat itu padahal baru diganti verban 2 kali & luka masih basah... hanya pesan dokter, kemungkinan basah masih ada karena ada proses pengeluaran tubuh terhadap jaringan-jaringan mati...
Masih deg-degan dengan perkembangan kakiku selanjutnya, semoga saja ini yang terakhir saya berurusan dengan ruang operasi,,, Amiinnn...
Semangaattt !!!